hubungan pertamaku dengan bosku

Mei 23, 2017 Unknown 0 Comments

aku baru berusia 23 tahun disitu keperawananku hilang oleh bosku, waktu
itu aku bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi, Perkenalkan
namaku Tini, sekarang aku aku sudah mempunyai suami yang bekerja sebagai
guru, untuk masalah seks diaatas ranjang suamiku terbilang polos,
karena belum apa apa sudah ejakulasi duluan. Dalam benakku mungkin
karena belum ada pengalamannya, sedangkan aku kurang lebih sudah banyak
melakukan hubungan seks diluar nikah.Seakan akan
kalau berhubungan dengan suamiku aku tidak merasa puas, untung saja
suamiku polos dalam hubungan seks, ya karena dia tidak bertanya tentang
pendarahan saat melakukan hubungan pertama dengan aku, untuk seks
pertamaku aku ingin berbagi cerita sedikit dengan bosku.






Hari telah
datang saat aku bekerja di kantornya bosku, dengan sangat kecewa dan
sedih hari ini ada pengumuman bahwa bossku akan digantikan dengan orang
baru, dan mau dipindahkan dari Bandung ke Jakarta, ditempat bekerja aku
terlihat paling muda dari karyawan lainnya kira kira terpaut 8-10 tahun
dari aku, karena mulai minggu depan saya mempunyai boss baru, aku harus
bisa beradpatasi dengan boss baru ku.

Calon
boss yang baru juga sudah datang karena hari ini akan menjadi hari
serah terima de facto kantor cabang Bandung dari boss lama ke boss yang
baru. Ternyata boss baru ini masih muda, umurnya masih sekitar 26-27
tahun dengan badan yang tinggi besar dan cukup tampan dengan kumisnya
yang tebal. Pak Yanto adalah nama boss baruku itu, beliau sudah
berkeluarga dengan dua anak ; seorang putri dan seorang putra.
Pak
Yanto ternyata membawa gaya kepemimpinan yang sama sekali berbeda dan
membawa moderenisasi dalam bekerja. Karyawan-karyawan yang asalnya
terbiasa dengan kerja individual sekarang dipaksa kerja secara kolektif
dalam suatu team work. Semua karyawan tanpa kecuali harus melek
teknologi dan untuk itu boss baru tidak segan-segan turun sendiri
mengajari. Sebagai sekretaris akupun banyak belajar dari beliau tetang
berbagai hal dan karena aku adalah karyawan yang paling sering
berinteraksi dengan beliau tentunya aku punya paling banyak kesempatan
untuk belajar.
Pelahan-lahan
mulai muncul rasa kagumku pada pak Yanto dan mulai mengidamkan
mendapatkan jodoh seperti beliau atau mendekati kemampuan beliau.
Berbeda dengan karyawan pria lain yang suka memandang rendah bahkan
melecehkan sesama karyawan wanita, pak Yanto sangat santun kepada wanita
baik itu karyawannya maupun bukan. Hal ini membuat muncul rasa sayangku
pada pak Yanto karena aku merasa bisa berlindung kepada beliau.
Kombinasi
rasa hormat, kagum dan sayang membuat aku merasa selalu ingin dekat
dengan beliau, sehingga saat kami sedang berdua aku kadang-kadang
bersikap agak manja dan kelihatannya beliau tidak keberatan. Lambat laun
aku mulai melihat bahwa pak Yanto pun mulai merasa nyaman kalau dekat
dengan aku. Walaupun demikian kesempatan kami bisa berdua hanya saat
berada di kantor saja sehingga semua urusan adalah berkaitan dengan
pekerjaan dan pak Yanto tidak pernah mencoba mengajakku keluar berdua
selain karena urusan kantor.
Hingga
pada suatu waktu kantor Bandung harus bertindak sebagai tuan rumah
pelatihan produk baru dari perusahaan dan pada akhir acara semua peserta
ingin berwisata ke Ciater Subang. Walaupun aku bukan peserta training,
tapi sebagai wakil panitia aku harus menemani mereka berwisata ke sana.
Seperti yang aku khawatirkan sebelumnya, sebagai wanita satu-satunya
dimana peserta lainnya adalah pria, aku menjadi bulan-bulanan yang
cenderung melecehkan.
Untung
saja pak Yanto segera melihatnya sehingga bisa menarikku dan mengajakku
pulang lebih awal karena teman-teman kantor Bandung yang lain pun tidak
bisa diandalkan untuk melindungi aku. Akhirnya aku pulang berduaan saja
dengan pak Yanto dan pada kesempatan sepanjang perjalanan kembali ke
Bandung kami manfaatkan untuk mengobrolkan hal-hal diluar perkerjaan
bahkan ke hal-hal yang agak pribadi.
“Udah hampir sampai Bandung nih …” kata pak Yanto “Enaknya ke mana dulu ya ?”
“Lho
… kenapa ga langsung pulang ? ” Kataku keheranan “Bukankah bapak biasa
ada acara bersama keluarga kalau malam minggu seperti sekarang ?”
“Saya sudah tanggung nih ijin pulang malam ke istriku untuk nemenin orang-orang tadi” jelas pak Yanto
“Kalau
begitu terserah bapa saja deh …” kataku dengan perasaan campur aduk
antara senang bisa bersama beliau di malam minggu dengan rasa takut
bepergian dengan suami orang.
“Okay … Jadi malam ini kita akan malam mingguan berdua ya ” Sahut beliau sambil tersenyum.
Malam
itu kami seperti orang yang baru jadian pacaran, walaupun masih serba
canggung tapi penuh dengan gairah yang menggebu. Apalagi beliau juga
langsung bergerak cepat dengan tidak ragu-ragu lagi untuk memeluk dan
menciumi pipiku setiap ada kesempatan.
Menjelang
tengah malam pak Yanto mengantarkanku pulang dan untuk pertama kalinya
aku merasakan ciuman bibir dari laki-laki di dalam mobil sesaat sebelum
masuk ke rumah.
Semalaman
aku hampir tidak bisa tidur karena semua kejadian beberapa jam bersama
bossku itu seperti diputar berulang-ulang dikepalaku. Perasaanku sangat
bahagia karena langsung dimabuk cinta walaupun itu cinta terlarang.
Selama ini aku tidak pernah benar-benar pacaran dengan beberapa pria
yang bergantian mencoba mendekatiku, mereka hanya aku jadikan teman
dekat sampai mereka menjauh sendiri.
Sejak
hari itu pak Yanto selalu mengajakku keluar setiap hari Sabtu,
kebanyakan hanya dari pagi sampai sore, jarang sekali bermalam mingguan
lagi. Kadang-kadang kami juga keluar malam sepulangnya dari kantor untuk
nonton filem di bioskop atau makan malam bareng. Walaupun demikian aku
menganggap kami sudah “jadian”, apalagi pak Yanto sudah mengajari aku
berciuman bibir dengan permainan lidahnya.
Tidak
sampai sebulan payudaraku sudah mulai di remas-remasnya ketika kami
berciuman. Waktu pertama kali dilakukan hanya dari luar baju tapi untuk
yang selanjutnya sudah merogoh langsung ke balik BHku setelah melepas
kancing baju dan mengangkat cup BHku. Terus terang aku sama sekali tidak
memberikan penolakan atas aksi bossku yang ini karena aku sendiri
sangat menikmatinya, apalagi kalau remasannya diselingi permainan
jari-jarinya pada putingku.
Tidak
puas dengan meremas payudaraku, beliau juga mulai mengusap-usap
vaginaku kalau aku kebetulan sedang memakai rok. Untuk aksi beliau ini
aku sempat menolak karena aku masih perawan dan itu yang kusampaikan
kepadanya, tapi bossku bilang bahwa dia hanya akan mengusapnya dari luar
celana dalam saja tidak sampai menyentuh langsung vaginaku. Walaupun
awalnya ragu-ragu tapi akhirnya aku “mengijinkannya” apalagi ternyata
sentuhan beliau pada vagina membuat aku mulai mengenal apa yang namanya
orgasme.
“Bapaaaa…
Tini sudah ga tahaaannnn” itulah teriakan khasku pada saat mencapai
orgasme yang terasa seperti sangat ingin pipis tetapi penuh kenikmatan.
Kata bossku aku mempunyai libido yang tinggi karena cukup dengan ciuman
panjang dengan remasan di payudara dan permainan jari diluar vagina, aku
bisa mencapai orgasme berkali-kali sampai celana dalamku basah kuyup
seperti ngompol tapi cairannya lebih kental dan sangat lengket.
Sebenarnya
aku sangat risi karena kami selalu melakukannya di dalam mobil yang
diparkir di tempat umum atau di ruangan beliau di kantor. Apalagi
biasanya dalam sekejap pak Yanto bisa membuat bajuku berantakan. Tapi
dengan hubungan cinta terlarang seperti kami hampir tidak mungkin
melakukannya di rumah sampai akhirnya tiba hari itu …
Pada
suatu hari aku beri tahu pak Yanto bahwa pada minggu ini aku hanya
hanya sendirian di rumah sampai hari Minggu karena orang-orang rumah
sedang mudik ke Bumi Ayu (Jawa Tengah) kampung halamanku. Jadi aku
menawarkan ke beliau untuk kencan di rumahku saja sekalian menemani aku
menjaga rumah. Saat itu hubungan kami sudah berjalan hampir tiga bulan
dan aku sama sekali tidak memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi
kalau hanya berduaan dengan bossku di rumah yang kosong.
Hari
Sabtu pagi aku sudah tak sabar menunggu pak Yanto di rumahku, ada
perasaan senang di hatiku karena akan bisa berkencan dengan beliau tanpa
ada rasa khawatir seperti yang biasa kami lakukan. Rasa senang ini
menimbulkan rasa kangen yang amat sangat kepada pak Yanto, padahal baru
kemarin kami bercumbu di mobil saat diantarnya pulang. Akhirnya beliau
datang juga dengan menenteng satu kantung kecil warna gelap (yang
belakangan kuketahui berisi kondom dan pelumas). Sesuai permintaanku
sebelumnya beliau memarkir mobilnya agak jauh dari rumahku supaya tetap
memberi kesan rumahku kosong sehingga kencan kami tidak terganggu oleh
saudara atau teman yang tiba-tiba datang berkunjung.
Setelah
mengunci pagar dari arah luar dan mengunci pintu masuk, aku langsung
menubruk dan memeluk pak Yanto yang saat itu sedang meletakkan kunci
mobil dan tas kecilnya di atas meja makan. Beliau langsung membalasnya
dengan menciumku penuh kehangatan seolah-olah juga baru bertemu kembali
denganku. Dengan tanpa melepaskan pangutan dibibir, kami kemudian
bergerak untuk duduk di karpet depan pesawat TV. Pak Yanto sengaja
mendudukkan aku di atas bantal-bantal yang ada supaya tinggi kami
menjadi seimbang.
Setelah
puas melepas kangen dengan berciuman, pak Yanto kemudian melepas bajuku
kemudian BHku pun dilepasnya sehingga bagian atas tubuhku kini
telanjang. Aku hanya bisa tertunduk malu karena selama ini belum pernah
bercumbu sampai benar-benar melepaskan baju. Setelah aku tunggu beberapa
saat aku mulai merasa heran karena pak Yanto tidak juga segera beraksi
setelah menelanjangi bagian atas tubuhku. Aku coba memberanikan diri
mengangkat mukaku untuk melihat ke arah beliau, ternyata pak Yanto
sedang mengamati dengan seksama payudaraku dengan ekspresi kagum. Bossku
ini rupanya juga sudah melepas baju atasnya sehingga kami sama-sama
bertelanjang dada sekarang.
“Tini,
aku baru sadar ternyata besar sekali payudara kamu !” akhirnya beliau
berkomentar “Bukan sekedar besar tetapi benar-benar hampir bulat
sempurna dengan letak putting di tengah-tengah”
“Ba
.. bapa gak suka ?” kataku agak khawatir karena aku tahu ukuran
payudara istrinya tergolong normal sedangkan semua perempuan di
keluargaku payudaranya memang besar-besar, bahkan ukuran payudaraku
masih tergolong kecil kalau dibandingkan mereka.
“Saya
suka sekali, terutama karena bentuknya yang benar-benar membulat”
Jawabnya “Hanya saja saya kaget karena tidak menyangka sebesar ini
terutama kalau dilihat dari ukuran tubuh kamu yang kecil”
“Tapi
yang jelas payudara kamu sangat kenyal” lanjutnya sambil tersenyum
nakal “Sehingga terlihat selalu membusung walaupun sudah tidak
menggunakan BH lagi”
Sambil
bicara pak Yanto mulai memegang-megang kedua payudaraku dengan kedua
tangannya kemudian langsung memangut bibirku. Ciuman beliau kali ini
tidak hanya ke bibir saja, tapi juga pada kupingku leherku, dadaku dan
juga putting payudaraku yang berwarna coklat kehitaman. Remasan pada
satu payudara bersamaan dengan isapan-isapan yang disertai gigitan kecil
pada putting payudara yang lainnya membuat aku dengan cepat merasa
melayang.
“Ahhhh…
ahhhh…bapaaaa…aaahhh” Celotehku dengan mulut yang menganga dan mata
yang susah fokus karena mendapat kenikmatan yang datang tiba-tiba.
Posisi
tubuhku kemudian dirubah menjadi setengah berbaring sehingga bossku
bisa lebih leluasa mencumbuku. Nafsu berahiku meningkat dengan cepat,
aku mulai merasakan celana dalamku menjadi lebih lembab oleh cairan yang
keluar di sana.
“Bapaaaaa
…. TIni sudah ga tahaaaan ….” Teriakku seperti biasa kalau sudah
mencapai orgasmeku. Saat itu aku ingin pak Yanto mengelus-elus vaginaku
yang basah dari luar celana dalamku, tapi sekarang beliau tidak
melakukannya mungkin kah karena aku masih pakai celana jeans ?
Tapi
karena berahiku sudah sampai ke ubun-ubun maka aku tarik tangan kanan
pak Yanto ke arah selangkanganku sebagai isyarat keinginanku. Beliau
rupanya bisa menangkap maksudku, tapi karena terhalang oleh celana jeans
maka beliau berinisiatif membuka kancing celanaku dan resletingnya
dengan satu tangannya supaya bisa menjangkau celana dalamku.
Pinggang
celana jeansku yang tinggi (sampai pusar) rupanya masih menyulitkan
beliau sehingga membuatnya jadi tidak sabar. Beliau lalu berhenti
mencumbuku dan dengan gerakan cepat beliau menarik celana jeans dan
celana dalamku sekaligus sampai terlepas. Tidak berhenti di sana, pak
Yanto pun kemudian melepaskan celana dan celana dalamnya sendiri dengan
masih dalam posisi duduk di karpet sehingga kami berdua sekarang dalam
kondisi telanjang bulat.
Tubuhku
yang telanjang berada dalam posisi badan setengah terbaring di karpet
bersandar pada bantal dengan kedua kaki yang mengangkang. Saat itu aku
sudah tidak begitu peduli dengan keadaanku karena yang aku inginkan
adalah pak Yanto segera mengelus-elus vaginaku seperti biasanya.
Tanpa
menunggu lama-lama pak Yanto langsung menindih kemudian menciumi
bibirku sedangkan tangan kanannya mengelus-elus vaginaku tanpa terhalang
celana dalam lagi. Sentuhan langsung tangan bossku pada vagina ternyata
terasa jauh lebih nikmat dari biasanya sehingga tensi berahiku mulai
meninggi lagi setelah orgasme pertama tadi. Apalagi saat pak Yanto
menggunakan jari-jarinya mempermainkan kelentitku sambil menggesek-gesek
liang vaginaku yang sudah semakin basah.
“Hhhhmmmmpphhh …. Hmmmmmppphhhh…..” jeritanku masih tertahan oleh ciuman pak Yanto.
Beliau
kemudian beralih menciumi dan menjilati kedua putting payudaraku secara
bergantian membuat tubuhku bergelinjang dengan hebat karena diserang
rasa geli yang menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Jari-jarinya yang
ada di vagina juga terus beraksi dengar berputar-putar di sekitar
liangnya sehingga vaginaku terasa mulai merekah dan semakin basah.
“Ahhhh….bapa …ahhhh …. Ahhhhh … enaakkk … ahhh “ Aku hanya bisa menjerit-jerit sebagai ekspresi kenikmatan.
Pak
Yanto adalah laki-laki pertama yang aku anggap sebagai pacar dan juga
yang pertama menyentuh tubuhku. Cara beliau memperlakukanku membuat aku
tidak bisa menolak permintaannya, bahkan membuatku selalu ketagihan dan
merindukan beliau melakukannya lagi, lagi dan lagi. Walaupun selama tiga
bulan perpacaran keperawananku masih belum terusik, tapi kali ini jadi
lain ceritanya …
“Ga tahan pa … Tini sudah ga tahan Bapa …. ooohhhhh” Teriakku saat merasakan orgasme lagi.
Setelah
mengejang beberapa kali karena kenikmatan luar biasa yang kurasakan,
tubuhku menjadi lemah lunglai. 
Aku mengangkat kedua tanganku ke arah
beliau sebagai tanda ingin dipeluk, tapi pak Yanto malah bangun dan
berlutut diantara kedua kakiku sambil menarik kakiku sedikit untuk
membuat posisiku badanku berbaring secara sempurna. Kedua kakiku
dipentangkannya lebar-lebar dan tanpa ragu-ragu beliau langsung memangut
vaginaku dengan bibir dan lidahnya sehingga sekarang kepala bossku itu
ada diselangkanganku.
“Bapa
apa yang ….Uuuuhhhhhh …..akkkkhhhhhhhh…..shhhhhhhh” aku sempat kaget
dan ingin bertanya apa yang dilakukannya itu tapi sebelum kalimatku
lengkap aku sudah disergap lagi rasa nikmat dari permainan lidah dan
bibir beliau di vaginaku.
Bibirnya
mulai menciumi kelentitku sedangkan lidahnya menari-nari menjelajahi
sisi dalam vaginaku yang sudah mulai merekah. Kadang-kadang ujung
lidahnya terasa bergerak keluar masuk kedalam liang vaginaku yang
walaupun tidak masuk terlalu dalam tapi mendatangkan sensasi yang luar
biasa. Aku mulai menggerak-gerakkan pinggul dan pantatku mengikuti
tarian lidahnya sedangkan kedua tanganku meremas-remas rambut bossku
dengan gemas.
Pak
Yanto seperti tidak memperdulikan cairan vaginaku yang semakin
membanjir dan bibir vaginaku semakin membengkak . Beliau bahkan mulai
menggigiti kelentitku dan diselingi sapuan lidahnya yang kasar
mengelilingi kulit kelentik yang sensitif membuat tubuhku mulai bergetar
dengan hebat menahan rasa nikmat yang dahsyat.
“Akkkkkhhhhhhhhhhh……ga
tahan… bapa …Tini ga tahan lagi …….akkkkkkhhhhh” Aku mengerang dengan
badan hampir melenting karena nikmatnya.
Pada
saat nafasku masih memburu dan tersengal-sengal karena dihantam
kenikmatan, aku lihat pak Yanto kembali pada posisi berlutut dan masih
berada diantara kedua kakiku. Kemudian beliau maju lebih mendekat ke
selangkanganku sambil tangan kanannya seperti menggenggam sesuatu yang
kemudian diarahkannya pada vaginaku.
Aku
belum pernah melihat kemaluan atau penis orang dewasa, aku hanya pernah
melihat penis anak kecil keponakanku saat aku diminta memandikan
mereka. Walaupun bentuk dan ukurannya jauh berbeda, tapi aku yakin
“benda” yang dipegang beliau itu adalah penisnya sendiri. Pengetahuan
seksku memang sangat minim kalau tidak bisa dibilang nol, tapi naluriku
mengatakan bahwa pak Yanto sekarang sedang berniat menyetubuhi aku.
Seketika
timbul rasa takutku dan juga rasa menyesal karena telah mengundang pak
Yanto ke rumahku yang sedang kosong supaya kami bisa bercumbu lebih
bebas. Tapi badanku sudah sangat lemas karena tiga kali orgasme dan rasa
takut membuatku malah semakin lemas saja sehingga akhirnya hanya bisa
merasa pasrah kepada keadaan ini. Aku hanya mencoba memejamkan mata
supaya pikiranku tidak merekam memori visual dari peristiwa yang mungkin
kuanggap akan kusesali seumur hidup.
Kurasakan
pak Yanto sudah berada di atas tubuhku dengan bertopang pada tangan
kirinya, sedangkan tangan kanannya membawa kepala penisnya bergesekan
dengan kelentitku. Rasa nikmat yang ditimbulkannya sedikit banyak mulai
mengurangi rasa gelisah akibat ketakutanku tadi. Pak Yanto juga
kadang-kadang membawa penisnya ke muka liang vaginaku dan melakukan
gerakan berputar seolah-olah ingin membesarkan ukuran liangnya yang
setahuku sangat sempit.
“Shhhhhhh…shhhhh…shhh…”
Tanpa bisa kucegah mulutku mengeluarkan suara desisan nikmat yang
seirama dengan gerakan tangan kanan beliau.
Tiba-tiba
aku merasakan kepala penis pak Yanto tidak lagi berputar-putar dimulut
liang vaginaku, tetapi aku merasakan penis pak Yanto tersebut mulai
terasa dijejalkan masuk ke dalam liang vaginaku. Daging penis beliau
yang padat terasa menyakitkan saat memasuki liang vaginaku yang sudah
merekah basah dan licin.
“Aduuuuuhh….sakiiit
…aduuuhhh…bapa…sakit sekali …aduuhhhh” Aku hanya bisa mengaduh
pelan-pelan sambil mengangkat kedua tanganku untuk berpegangan pada
pinggiran bantal yang menyangga kepalaku sehingga bisa meremas-remasnya
saat merasa sakit.
BLESSSSS
…. Seluruh batang penisnya akhirnya masuk dengan sempurna dengan tidak
terlalu sulit karena sudah “siap” akibat cumbuan-cumbuan luar biasa yang
dilakukan tadi.
“Sakit ya sayang ?” Tanya bossku sambil memperbaiki posisi badannya tanpa merubah posisi penisnya dalam liang vaginaku.
Aku
hanya mengangguk perlahan dan tanpa terasa ada butir-butir air mata
muncul di ujung mataku yang terpejam. Pak Yanto dengan lembut mencium
air mata pada ujung mataku dan mengelus-elus rambutku yang panjang dan
tebal.
“Uuuuhhhhhh
….” Aku kembali mengeluh pelan saat pak Yanto mulai melakukan gerakan
maju mundur pada penisnya dengan perlahan. Beliau lalu memelukku dengan
erat sehingga kedua tanganku pun sekarang dalam posisi melingkari
punggungnya. Rasa sakit itu lama-lama makin berkurang dan berganti
menjadi rasa nikmat jauh melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya.

Aarkkkhhh … arkkhhhhh ….arkkkhhh….” aku mengeluarkan erangan yang
terdengar aneh saat pak Yanto mulai mempercepat gerakannya sambil tetap
dalam posisi memelukku.
“Bapaaaa
… aduuuhhh…. bapaaa …Tini udah gak tahaaaannn” Hanya dalam beberapa
menit saja aku sudah meneriakan kata-kata orgasmeku yang khas. Pak Yanto
membalasnya dengan gerakan yang makin cepat dan diakhiri dengan hujaman
yang dalam dan dilanjutkan dengan gerakan penis berputar-putar
seolah-olah mau membuka lobang rahimku. Aku sampai mengejang-ngejang
kenikmatan sambil mengangkat-angkat pantatku untuk mengimbangi
gerakannya, sedangkan kedua tanganku sekarang beralih meremas-remas
pantatnya beliau.
“Ooohhhhhhhhh…….”
Akhirnya aku kembali tergolek lemas karena kenikmatan, pak Yanto pun
menghentikan gerakannya setelah melihat reaksiku.
Aku
buka mataku dan memberikan senyumanku yang paling manis kepada bossku
yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa dan secara ajaib
menghapus sama sekali rasa menyesal yang sebelumnya kurasakan. Lalu kami
berciuman cukup lama sambil saling membelai muka dan rambut
masing-masing.
Setelah puas berciuman pak Yanto kemudian melepas pelukannya dan duduk tegak tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku.
“Tini, coba kamu lihat darah perawan kamu” Ajak pak Yanto
Aku
coba mengangkat badanku sedikit dengan ditopang kedua tanganku sambil
melihat ke arah selangkanganku. Penis pak Yanto hanya terlihat
pangkalnya saja karena sisanya masih berada di dalam liang vaginaku.
Selain penuh dengan urat-urat yang menonjol, pada penisnya juga terlihat
sedikit cairan berwarna merah pada beberapa bagiannya. Noda merah yang
sama aku lihat juga pada bulu kemaluanku, perutku, paha sebelah dalam
dan perutnya pak Yanto. Rupanya itulah yang disebut darah perawan atau
darah malam pertama oleh orang-orang selama ini. Sebagai perempuan suku
Jawa, warna kulitku lebih gelap dari wanita suku Sunda, demikian juga
dengan kulit kemaluanku yang berwarna merah gelap sampai kebagian
dalamnya sehingga bercak-dercak darah itu tidak terlalu terlihat kalau
tidak diperhatikan dengan seksama.
Belum
sempat aku membuka mulut untuk memberikan komentar, beliau sudah mulai
mengerakkan lagi penisnya maju mundur yang membuatku terpaksa berbaring
kembali. Kedua kakiku satu persatu beliau naikkan ke atas bahunya
sehingga badanku menjadi hampir terlipat dalam tindihan pak Yanto. Dalam
posisi seperti itu pak Yanto memompa penisnya makin lama makin cepat
sehingga membuat tubuhku terguncang-guncang.
“Oooowww
….ahhhh…aawww” aku menjerit kenikmatan “Bapaaa..aa..aa..aa … nii…
iii..kk…mmmaa…aaa..aatttt…sssee …eee…kkkaa…aaa…llliiiii…” suaraku jadi
terputus putus karena kerasnya goncangan badanku.
CROK
… CROK …CROK …CROK … aku mulai mendengar bunyi seperti air becek yang
ditepuk-tepuk dengan keras. Belakangan aku ketahui itu adalah bunyi dari
cairan yang telah membanjiri vaginaku dipompa dengan keras oleh
penisnya pak Yanto sampai berbuih-buih.
Badan
kami kurasakan mulai berkeringat sehingga terlihat mengkilat, setetes
dua tetes keringat pak Yanto mulai jatuh ke tubuhku. Tak berapa lama
kemudian keringat pak Yanto semakin membanjir dan mengalir deras ke
perutku bercampur dengan keringatku sendiri .
CROK…CROK …CROK… CROK …CROK… bunyi itu semakin keras
Rasanya
aku hampir tak sadarkan diri karena gelombang demi gelombang nikmat
yang makin lama makin besar seolah-olah tidak aka nada batasnya. Tapi
tiba-tiba aku merasakan tubuh pak Yanto mulai bergetar, pompaan penisnya
makin tidak teratur iramanya.
“TINNNIIII …. Saya mau keluarrrrr …” teriak pak Yanto yang saat itu aku tidak tahu artinya.
Kurasakan
pak Yanto menekan kuat-kuat penisnya di dalam vaginaku, tak berapa lama
kemudian penisnya terasa berdenyut denyut dengan kuat lalu seperti
memuntahkan sesuatu yang hangat berkali kali di dalam tubuhku. Denyutan
pada penis beliau yang disertai semburan cairan hangat tersebut
melipatgandakan kenikmatan yang tengah kurasakan.
“Bapppaaaaa
… Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ……” akupun menyusul mengeluarkan lenguhan
kenikmatan yang panjang sampai semburan dari penis pak Yanto berhenti.
Tubuh
pak Yanto lalu ambruk kelelahan menimpa tubuhku setelah sebelumnya
menurunkan kedua kakiku dari bahunya. Untuk beberapa saat pak Yanto
tidak bereaksi sama sekali, sehingga aku coba peluk beliau erat-erat
sambil mengelus-elus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa saat
kemudian beliau mulai bergerak bangun dan langsung mencium bibirku.
“Tini, kamu bisa merasakan kenikmatannya sayang ?” Tanya beliau dengan setengah berbisik ditelingaku.
AKu hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kepada beliau.
“Sekarang
bapa sudah mencicipi milik Tini yang paling berharga dan hanya ada
satu-satunya” Kataku secara spontan yang dijawab dengan senyuman dan
ciuman dari pak Yanto.
“Tapi
sebagai gantinya tadi Tini sudah merasakan kenikmatan yang luar biasa”
lanjutku “Jadi Tini sebenarnya tidak tahu apakah harus meyesal atau
berterima kasih”
Sekali
lagi beliau menjawabnya dengan tersenyum sambil memandangku dengan
mesra sehingga aku menjadi jengah sendiri hingga tertunduk malu. Kembali
aku dihujani dengan kecupan-kecupan kecil dan ciuman-ciuman pendek yang
sangat berarti bagiku.
“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh….” Jeritku tertahan ketika tiba-tiba pak Yanto menarik penisnya keluar.
Pak
Yanto kemudian berdiri dan berjalan ke halaman belakang untuk mengambil
selembar handuk yang sedang dijemur di sana, kemudian dengan halus
beliau menyeka keringatku dan keringatnya sendiri dan terakhir menyeka
vaginaku dan penisnya.
Hari
itu kami bertelanjang bulat seharian selama di dalam rumah, baik itu
waktu memasak di dapur, makan siang , nonton TV ataupun saat sekedar
mengobrol berdua. Kondisi kami yang bertelanjang bulat membuat kami
selalu mudah terangsang lagi untuk bersetubuh, sehingga antara satu
kegiatan dengan kegiatan lainnya kami selingi dengan bersetubuh.
Dalam
persetubuhan-persetubuhan lanjutannya itu, beliau selalu menggunakan
kondom yang dibawanya. Waktu itu aku dengan polosnya memprotes
penggunaan kondom karena mengurangi kenikmatan bersetubuh padahal waktu
persetubuhan yang pertama beliau tidak menggunakan kondom tersebut.
Sambil nyengir beliau menjelaskan bahwa yang pertamapun seharusnya
beliau memakai kondom, tapi beliau khawatir aku keburu sadar dan menolak
meneruskan saat beliau sedang memasang kondomnya.
Menjelang malam pak Yanto akhirnya pamit pulang setelah total empat kali menyetubuhiku sepanjang hari tadi.
Hubungan
kami selanjutnya semakin “panas” karena untuk dua tahun pertama aku
benar-benar ketagihan untuk bersetubuh dan untuk itu aku bersedia
disetubuhi dimanapun dan dalam segala kondisi, tentu saja hanya dengan
pak Yanto saja. Seringkali aku di kantor minta di setubuhi sambil
berdiri atau dalam posisi menungging di meja dengan berpakaian lengkap.
Kalau aku sedang menemani pak Yanto ke luar kantor atau saat diantar
pulang sorenya, kadang aku suka merengek minta mampir ke hotel melati
atau motel untuk memuaskan berahiku. Tidak terhitung pula persetubuhan
yang kami lakukan di dalam mobil yang biasanya kami parkir areal parkir
umum yang luas tapi gelap.
Pak
Yanto tidak pernah menolak permintaanku, tapi beliau mewajibkan aku
untuk selalu membawa kondom di dalam tasku karena beliau tidak bisa
membawa persediaan kondom yang memadai tanpa ketahuan istrinya.
Tapi
nafsu berahiku yang terlalu tinggi ini akhirnya membawa akibat fatal
ketika aku memaksa untuk tetap disetubuhi pada saat persediaan kondom
telah habis. Saat itu aku meminta bersetubuh dengan posisiku di atas dan
pada saat pak Yanto akan ejakulasi aku tidak mengindahkan isyarat pak
Yanto untuk mencabut vaginaku dari penisnya karena aku belum mencapai
orgasmeku yang ketiga sehingga akhirnya sperma beliau tumpah di dalam
tubuhku.
Akibatnya dua bulan kemudian aku dipastikan hamil !
Rasa
bersalah membuatku tidak berani langsung membicarakannya kepada pak
Yanto sehingga janinku semakin membesar. Pak Yanto akhirnya mengetahui
juga setelah beliau merasa heran karena aku bersedia disetubuhi pada
tanggal-tanggal biasanya aku mendapat haid dan juga merasakan payudaraku
semakin membesar.
Karena
kandunganku yang mulai besar, pak Yanto membawaku ke dokter kandungan
untuk digugurkan dengan cara yang aman. Dokter tersebut mau melakukan
tindakan aborsi karena aku diakui sebagai istri muda beliau yang tidak
diijinkan punya anak oleh istri tuanya. Sangat ironis memang …
Kehamilan
yang tidak dikehendaki dan aborsi yang aku lakukan membuat Pak Yanto
memintaku untuk memasang IUD sehingga kami berdua tidak lagi perlu
khawatir akan kebobolan. Sehingga kini aktivitas seks kami berdua terasa
makin intensif dan tanpa disadari mulai terlalu demonstratif yang
membuat orang-orang kantor mulai bertanya-tanya adanya hubungan istimewa
diantara kami.
Akhirnya
untuk mencegah kecurigaan orang-orang kantor yang sering melihatku
keluar dengan nafas memburu dan lipstik memudar dari ruangan bossnya
hampir dua kali sehari, pak Yanto merekomendasikan aku ke perusahaan
lain yang dikelola pelanggan perusahaan kami.
Kemudian aku dikontrakkan
kamar kos yang memungkinkan beliau datang kapan saja. Hampir setiap sore
sepulang dari kantor beliau datang menyetubuhiku sebelum pulang ke
rumahnya dan kadang-kadang pagi-pagi juga datang mengantarku ke kantor
setelah bersetubuh dulu tentunya.        http://www.poker218.com/app/Default0.aspx?lang=id

Setelah
hampir empat tahun berhubungan dengan pak Yanto tanpa status yang
jelas, akhirnya aku menerima lamaran dari teman SMAku yang
inginmengajakku menikah tanpa melewati pacaran. Mulanya pak Yanto
keberatan dengan keputusanku, tapi akhirnya beliau mau menerimanya
setelah aku berjanji mau tetap melayaninya kalau diminta. Hal itu memang
bisa aku buktikan, bahkan saat aku sedang hamil anak pertamaku, aku
tetap bersedia bersetubuh dengan beliau.
Aku
memang tidak pernah bisa melupakan mantan bossku ini, bukan karena
beliau orang yang telah merengut keperawananku, tapi karena aku memang
mencintainya.

You Might Also Like

0 komentar: